Get Gifs at CodemySpace.com

Hubungi Saya

_cAt_ciL_

_rIecHa_z0nE_

Foto saya
..I,m sEnsitiv.. ..I'm r0mantic.. ..I'm ar0gant.. ..I'm eg0ist.. ..bUt I'm fRiendLy...

Search

paradise_time

HIT COUNTER

hit counters

Kategori

Pengikut

Selasa, 27 Desember 2011

Contoh Proposal Eksperimen

Pengaruh  Penggunaan  Pendekatan  Kontekstual  Berbantuan  Media
Pembelajaran  Tiga Dimensi  Terhadap Hasil  Belajar Matematika  Pada  Siswa
Kelas V SDN 3 Banjar Jawa Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng
Selengkapnya Download disini via 4shared.com
Read More..

Senin, 19 Desember 2011

Video animasi by LakonAnimasi



Sebuah Video animasi telah diciptakan oleh Anak Indonesia..
Siapa bilang anak indonesia bodoh, anak Indonesia sebenarnya banyak yang pintar dan kreatif hanya saja mereka tidak diperhatikan oleh pemerintah dan diberi fasilitas pendukung dalam mengembangkan bakat mereka..
Read More..

Menemukan Rumus Luas Segitiga dan Persegi Panjang

SOAL:
1. Bagaimana menemukan rumus bahwa luas persegi panjang itu adalah panjang dikali lebar?
2. Bagaimana menemukan rumus bahwa luas segitiga itu adalah setengah dikali alas dikali tinggi?

Ingin tau lebih lanjut Download materinya disini ^_^
Read More..

Kloning (Klonasi)

Kloning (Klonasi) adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Banyak ilmuwan yang telah mencoba melakukan teknik kloning. Ada yang percobaannya berhasil dan ada yang percobaannya gagal. Salah satu percobaan kloning yang berhasil adalah percobaan mengkloning manusia dan mengkloning domba. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasikan.


Teknik Kloning

  • Transfer Nukleus. Transfer nukleus membutuhkan dua sel yaitu suatu sel donor dan suatu oosit atau sel telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang intinya atau nukleusnya. Proses pembuangan nukleus tadi dinamakan enukleasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan informasi genetisnya. Ke dalam telur yang telah dienukleasi tadi kemudian dimasukkan nukleus (donor) dari sel somatik.  
  • Teknik Roslin. Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Tidak saja hal tersebut membangkitkan antusias terhadap kloning, melainkan juga hal tersebut membuktikan bahwa kloning binatang dewasa dapat disempurnakan. Sebelumnya, tidak diketahui bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi suatu hewan yang komplit. Bila terjadi kerusakan genetis dan deaktivasi gen yang sederhana maka kedua keadaan tersebut kemungkinan bersifat menetap.
  • Teknik Honolulu. Pada Juli 1998, suatu tim ilmuwan dari Universitas Hawai mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus kloning yang secara genetik identik. Tehnik ini diakreditasi atas nama Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai. Tikus telah sejak lama diketahui merupakan mamalia yang tersulit untuk dikloning, ini merujuk pada bahwa segera setelah suatu sel telur tikus mengalami fertilisasi ia akan segera membelah. Domba digunakan pada tehnik Roslin karena sel telurnya membutuhkan beberapa jam sebelum membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur untuk memprogram ulang nukleus barunya. Meskipun tidak mendapatkan keuntungan tersebut ternyata Wakayama dan Yanagimachi mampu melakukan kloning dengan angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi (3 kloning dari sekitar seratus yang dilakukan) dibandingkan Ian Wilmut (satu dari 277).    


Download Materi Selengkapnya di sini ^^
Read More..

Termometer

         Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Secara kuatitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol.
        Termometer pertama kali ditemukan oleh Galileo (1592), ilmuwan inilah yang pertama kali menemukan termometer sebagai pengukur temperatur. Akan tetapi termometer yang dibuatnya, tidak memiliki skala tetap. Gabrielle Fahrenheit (1700), ilmuwan Belanda ini menemukan temperatur yang memiliki akurasi dan repeatibility yang bagus. Termometer ini dibuat dari merkuri, untuk titik terendah menggunakan campuran air, es dan garam (amoniak klorida). Andreas Celcius (1742), ilmuwan ini mengusulkan bahwa nilai yang ada pada es ataupun air mendidih bisa digunakan sebagai nilai titik lebur dan titik didih. Sehingga pada tahun 1948, disepakati bahwa 00 sebagai titik lebur dan 1000 sebagai titik didih, yang kemudian lebih dikenal skala celcius. Lord William Thompson Kelvin (1800), ilmuwan ini mengembangkan teori termodinamika dan menciptakan konsep absolut zero.

 Selengkapnya Download Materi disini
Read More..

Minggu, 11 Desember 2011

proposal PTK

  Judul Penelitian
Implementasi Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Teknik Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA di Kelas IV SD No. 1 Anturan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.

  Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (UU No.20 tahun 2003). Berbagai usaha dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi diri peserta didik. Beberapa diantaranya adalah usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, yang merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran dapat mengembangkan potensi diri siswa. Kualitas potensi diri dicerminkan dari kualitas sumber daya manusia (SDM). Menciptakan SDM berkualitas adalah tujuan dari pencapaian mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung.
Di dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik, interaksi antar peserta didik memiliki peranan yang sentral dan juga merupakan penunjang keberhasilan dalam pembelajaran di semua aspek bidang studi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Lie (2007:12) yaitu “siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa lainnya. Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru”. Dalam hal ini tidak dipungkiri bahwa terjadinya interaksi antar peserta didik dapat menunjang keberhasilan dalam pembelajaran secara efektif di semua aspek bidang studi. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (UU No.20 tahun 2003). Perubahan perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik tidak lepas dari kreativitas guru itu sendiri. Secara garis besar pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut kreativitas guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal, guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode mengajar (Mulyasa, 2004). Untuk itu, kegiatan pembelajaran hendaknya dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill) yang sesuai dengan kebutuhan hidup peserta didik dan lingkungan hidup di mana mereka berada. Oleh karena itu, permasalahan pendidikan akan selalu berkembang sesuai dengan cara hidup dan kebutuhan masyarakat tempat mereka berada. Hal ini disebabkan karena manusia pada hakikatnya akan selalu berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan dan kebutuhannya yang semakin kompleks. Untuk itu, diperlukan adanya inovasi yang sesuai dengan dinamika kehidupan manusia dan kemajuan ilmu pengetahuan akan kebutuhan manusia yang semakin kompleks.
Salah satu bidang studi yang mengikuti alur dinamika kehidupan manusia dan adanya kemajuan ilmu pengetahuan akan kebutuhan manusia adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak hanya berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis tetapi juga berhubungan dengan kehidupan makhluk hidup yang berkaitan dengan alam, sehingga IPA tidak hanya menitikberatkan pada penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga menekankan pada proses penemuan dari fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tersebut (Depdiknas, 2006). Oleh karena itu, IPA sangat penting ditanamkan pada diri peserta didik.
Tujuan pembelajaran IPA salah satunya dimaksudkan agar dapat dijadikan wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. IPA diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, pembelajaran IPA dituntut untuk dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam kecakapan hidup. Namun pada kenyataan di SD, pembelajaran IPA hanya sebatas pada proses mentrasfer informasi dari guru kepada peserta didik. Pada proses mentransfer informasi, guru lebih banyak aktif dalam penyampaian konsep, sedangkan peserta didik hanya pasif mendengarkan apa yang dijelaskan guru. Oleh karena itu, sebagian besar peserta didik akan cepat merasa bosan, kurang memahami materi yang dijelaskan dan akhirnya peserta didik akan merasa malas untuk mengikuti pembelajaran berikutnya. Melihat hal tersebut, banyak guru menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan metode belajar kelompok. Mereka telah membagi para siswa dalam kelompok dan memberikan tugas kelompok. Namun, guru-guru ini mengeluh bahwa hasil kegiatan-kegiatan ini tidak seperti yang mereka harapkan. Siswa bukannya memanfaatkan kegiatan tersebut dengan baik untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka, malah memboroskan waktu dengan bermain, berguarau, dan sebagainya. Para siswa pun mengeluh tidak bisa bekerja sama dengan efektif dalam kelompok. Siswa-siswa yang rajin dan pandai merasa pembagian tugas dan penilaian kurang adil, sedangkan siswa yang kurang rajin merasa minder bekerja sama dengan teman-temannya yang lebih mampu. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi tidak berlangsung secara efektif dan efesien dan berujung pada rendahnya hasil belajar peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SD No. 1 Anturan dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV yaitu Ni Kadek Juliasih Dewi, A.Ma.Pd ditemukan bahwa konsep pembelajaran IPA belum dikuasai secara optimal oleh peserta didik. Hal ini tercermin dari masih banyaknya siswa yang harus menempuh program remidial untuk mencapai ketuntasan hasil belajarnya. Berdasarkan penuturan guru, hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran IPA di kelas IV adalah kurangnya perhatian siswa pada saat guru menjelaskan, rendahnya daya tangkap siswa terhadap penjelasan guru, dan bahkan terdapat beberapa siswa yang kurang termotivasi untuk belajar IPA, padahal guru sudah menggunakan metode diskusi kelompok.
Berkaitan hal tersebut di atas, guru dituntut untuk memiliki strategi mengajar yang lebih bervariasi agar peserta didik dapat belajar dengan lebih aktif dan efektif, serta tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Lie (2007:8) yaitu “tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai belajar dengan metode cooperative learning. Keinginan baik para guru untuk mengaktifkan siswa perlu dihargai. Namun, para guru juga perlu dibekali dengan sedikit latar belakang, landasan pemikiran, dan penerapan metode pembelajaran gotong royong untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal”.
Salah satu model dan teknik pembelajaran inovatif yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPA adalah Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray yang dikombinasikan dengan teknik Kancing Gemerincing. Model dan teknik pembelajaran ini merupakan salah satu bentuk dari Pembelajaran Kooperatif yang dapat memberikan pengalaman yang bermakna pada diri peserta didik.
Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray dengan teknik Kancing Gemerincing digunakan dalam penelitian ini, karena model pembelajaran dan teknik ini dapat melatih kerjasama antar peserta didik sehingga mereka lebih aktif dalam belajar dan dapat memberikan kebermaknaan dalam proses pembelajarannya. Model pembelajaran dan teknik ini menekankan pada proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman secara langsung dan bermakna dalam mengembangkan pola berpikirnya (penalarannya).
            Model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dan teknik Kancing Gemerincing dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Model dan teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Struktur Dua Tinggal Dua Tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Sedangkan, dalam kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain. Penggunaan teknik Kancing Gemerincing ini dalam penerapan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.
            Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka diajukan proposal penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Teknik Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA di Kelas IV SDN No. 1 Anturan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng”.






Read More..
 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Scrapping elementos: Deliciouscraps©